Jika Bakkara memiliki Sisingamangaraja, Simalungun memiliki Sang Nahualu Damanik yang juga keras melawan penjajahan Belanda. Sang Nahualu Damanik, diangkat oleh Belanda dalam usia masih di bawah umur, tetapi karena kebutuhan pelebaran maskapai perkebunan ke Simalungun, Belanda terpaksa mempercepat pengangkatannya menggantikan ayahnya yang mangkat. Tetapi, tidak seperti yang diharapkan Belanda, Nahualu menentang misi-misi Belanda. Belanda kemudian membuat intrik, memecat Nahualu dan menggantikannya dengan putranya yang masih kanak-kanak yakni Tuan Kadim, dan membuang Raja Siantar Sang Nahualu Damanik dan menterinya Bah Bolak ke Bengkalis Riau pada tahun 1906 hingga wafat dan dikuburkan di sana.