Sejarah Awal Malaka menurut Pires

Tome Pires dalam Suma Oriental Which Goes From The Red Sea To China, telah menuliskan Sejarah Awal Malaka. Bagaimana sejarah Malaka menurut orang Portugis ini?
Ini adalah permulaan Malaka menurut beragam pengarang dan kebenarannya diambil dari pengakuan orang banyak.
Menurut orang-orang Jawa, Malaka dikatakan dihuni dengan cara ini, yang ditetapkan dalam tambo mereka yang secara luas dibenarkan oleh mereka.
Menurut orang Jawa, pada tahun 1360 ada raja yang bernama Raja Kuda, memiliki anak Raja Baya alias Sang Aji Jaya Baya yang berarti Tuan Besar dari Negara-Negara. Raja ini memiliki seorang anak yang disebut Sang Aji Dandan Gimdoz yang berarti lebih besar dari pendahulunya yang memiliki anak bernama Sang Aji Jaya Taton yang berarti penguasa segalanya.
Sang Aji Jaya Taton meninggal tanpa anak. Orang-orang menegakkan dua kepala pemimpin dan menjadikan salah seorangnya sebagai raja dan mengubah namanya dari Sang Aji menjadi Batara yang berarti Raja Asli. Batara ini adalah Batara Tamarill yang memiliki seorang anak bernama Batara Kuripan. Pada masanya, seperempat dari tanah Jawa bangkit dalam pemberontakan dan satu orang pemimpin bangkit dan menggelari dirinya Biatara Caripanan Quda . Pada masa Batara Caripan seperempat tanah Jawa hilang. Dia digantikan puteranya Bataram Matara. Batara Mataram memiliki putra, yang pada masa kami memerintah dengan gelar Batara Wijaya yang berarti Raja Bijak yang besar .Kaptennya adalah Guste Pate.
Orang-orang Jawa mengatakan pada masa Batara Tomaril, raja daratan dan penguasa kepulauan, dia memiliki negara jajahan : Sang Aji Singapura, yang merupakan raja dari kanal ini, jajahan dan negara taklukannya, kira-kira 240 legua (720 mil)  dari Jawa ke Singapura di antara pulau-pulau, Sang Aji Palimbao yang berarti penguasa segalanya , kira-kira 100 legua (300 mil) dari Palembang ke Jawa, Sang Aji Tanjompora yang berarti penguasa batu permata, penguasa tanah intan.
Ketika Sang Aji Palimbao meninggal, dia meninggalkan seorang anak, seorang ksatria besar, seorang yang suka berperang, yang digelari Paramisura yang berarti orang yang paling berani dalam lidah Jawa Palembang.Dia menikahi keponakan Batara Tamaril yang digelari Paramisuri.Ketika dia menyadari betapa mulia dan betapa besar kekuatannya pada kepulauan bertetangga yang berada di bawah yurisdiksi saudara iparnya, ia menentang penjajahan dan ketaatan dan menyebut diri Pembebas besar.
Ketika Batara Tamaril mendengar kabar bahwa Sang Aji Palimbao telah mengubah namanya menjadi Misura yang berarti bebas, dia memutuskan untuk mendatangi dengan kekuatannya dan membantu raja Tanjung Puting, mengambil tanah Palembang darinya, membunuh dan menghancurkannya. Dikumpulkannya rakyatnya di kapal menuju pulau Bangka yang berhampiran Palembang dan menghancurkannya. Dikatakan bahwa dia membunuh setiap orang di sana karena mereka rakyat Palembang. Dia membunuh seribu orang di pulau itu. Dari pulau Bangka berangkat ke Palembang yang jauhnya 1 atau 2 legua (3 atau 6 mil). Ketika Paramisura melihatnya, ia kumpulkan seribu lelaki dan istri-istrinya dalam jung dan lancara dan mengungsikannya. Ia tetap tinggal di Palembang dengan kira-kira 6 ribu lelaki untuk menempur raja jawa, saudara iparnya. Setelah jatuh Palembang, dia berlayar ke Palembang dengan jung dan orang-orangnya ke Singapura. Di sana dia diterima oleh Sang Aji Singapura dan mereka tinggal di sana.

Comments